Tulisan Kusut
Apa kau sedang buat….
Menulis….berpikir……mencari
Atau…kau melukis pikiran yang kusut…
Ouh…ternyata sedang kau buat tulisan
Tapi kau mengapa berpikir ?
Adakah banyak sesuatu yang ingin kau sampaikan
Sampai-sampai kau juga mencari
Apa kau buat….
Yang Tulisanmu masih kosong….
Yang kau cari namun belum dapat ya…
Trus…yang kau pikir apa…??
Ouh…dasar kampret
Anggapanku meleset
Capek mikirinnya….ribet
Rupanya Jawabanmu lelet….
Kok kamu kaget
Hei…tulisanmu masih kosong
Apa kau sedang buat
Jari-jemarimu kaku saja
Karna
Ternyata….dalam pikiranmu kusut dan…kalut
Kau sedang melukisnya……
O M E G A
HIDUP SELALU MENJADI SEBUAH PILIHAN
Proses kehidupan sangat sulit untuk ditebak, layaknya bermain tebak-tebakan atau bisa dikatakan seperti memilih kucing dalam karung, apalagi kita diharuskan untuk memilih, memilih mana yang seharusnya jalan menuju kebanggaan tersendiri atas pilihan yang telah dilakukan. Memang benar hidup adalah pilihan, kadang-kadang pilihan tersebut tidak berujung pada kesempurnaan mutlak ataupun eksistensinya tidak dapat diterima secara penuh, namun memang begitulah kenyataannya sehingga manusia kadang-kadang merasa itu tidak adil, merasa tidak puas dengan apa yang di dapatkannya atau diterimanya, itu semua sudah menjadi keputusan dan harus sanggup menerima dengan lapang dada dan dengan ketulusan hati.
Kolaborasi antara hati dan pikiran sangat menentukan terciptanya suatu keputusan yang abstrak yang mana hati diidentikkan dengan perasaan namun pikiran berada pada posisi pola pikir yang logika. Kadang manusia tidak mampu mengkombinasikan kedua faktor di atas. Kadang kala di dalam mengambil suatu keputusan bagi sebahagian orang memilih dengan berpikiran secara logika atau pikiran, sebahagian memilih dengan menggunakan hati atau perasaan namun sebahagian dari mereka menggabungkan kedua pola pikir tersebut. Namun yang menjadi permasalahan. Apakah manusia sanggup menetralisir keadaan dengan menerapkan kebijaksanaan atas hati dan pikiran mereka ?
Hati dan perasaan belumlah cukup di dalam mengambil suatu keputusan yang mutlak dan harus diterima dengan lapang dada, karena masih ada lingkungan sekitar yang mempengaruhi pilihan dalam hidup.
Manusia adalah mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa adanya hubungan timbal-balik antara satu sama lain. Ketika manusia itu sendiri beranggapan bahwa dalam memilih suatu pilihan adalah hak tersendiri dan tidak dapat diganggu oleh siapapun. Benar jika mereka berkata demikian, tapi tidak salah untuk mendengarkan pendapat orang lain tentang apa yang ada di dalam pikirannya. Mungkin saja sebagian dari jawaban itu adalah jawaban yang aman bagi seseorang dalam menentukan pilihannya. Jika mereka sanggup menentukan pilihannya setelah memikirkan ketiga hal tersebut yaitu dengan mengkomposisi telinga setelah mendengarkan pendapat lingkungan tentang pilihan, perasaan atau hati sebagai dasar yang paling utama serta logika yang mengandalkan pikiran yang penuh dengan emosi maka keberhasilan berada pada setiap orang walaupun hasil daripada pilihan tersebut atau efek yang muncul ada kalanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Jika pilihan yang mereka tentukan tidak seperti yang semestinya diharapkan jangan katakan mereka tidak menang dan mencapai keberhasilan, karena itulah yang menjadi landasan yang tepat untuk berpikir dalam menangani masalah atau menentukan pilihan manusia yang penuh dengan harapan masa depan cerah.
Jangan takut dengan kesalahan, kebijaksanaan biasanya lahir dari kesalahan. Mereka yang tidak mmepunyai pengharapan dan imannya adalah orang yang tidak ada masa depan yang gemilang. Berdoalah selalu dan rendahkan diri dihadapan-Nya disamping permasalahan kehidupan yang menimpa dan disaat menentukan pilihan yang penuh keragu-raguan. Dia tidak melimpahkan permasalahan yang berat yang tidak mampu untuk diemban dan dipikul, Dia adalah maha pengasih dan pemurah hati sehingga jangan takut dan tetap berusaha dan berjuang melawan getirnya hidup dan berakhir pada kemenangan.
Keberhasilan berarti menang. Keberhasilan–prestasi–adalah tujuan hidup! Setiap manusia menginginkan keberhasilan. Setiap orang menginginkan yang terbaik dari hidup ini. Tak seorang pun senang akan kemiskinan atau hidup dalam keadaan paspasan. Tak seorang pun senang merasa inferior; tak seorang pun senang dipermainkan. Salah satu dari kearifan pembangun keberhasilan yang paling praktis terdapat di dalam kutipan Kitab Suci yang mengatakan bahwa iman dapat memindahkan gunung. Percaya, benar-benar percaya bahwa Anda dapat memindahkan gunung, maka Anda pun mampu melakukannya. Kesangsian berjalan bersama-sama dengan kegagalan. Barangkali Anda pernah mendengar orang berkata, "Omong kosong kalau Anda mengira dapat memindahkan gunung hanya dengan mengatakan 'Gunung, pindahlah.' Benar-benar tidak mungkin."
Mereka yang berpikir seperti ini mengelirukan kepercayaan atau iman dengan angan-angan. Dan memang benar, Anda tidak dapat memindahkan gunung dengan mengangankannya saja. Anda tidak akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik hanya dengan mengangankannya. Anda juga tidak akan mendapatkan rumah besar hanya dengan mengangankannya. Anda tidak dapat menjadi pemimpin hanya dengan mengangankan menjadi pemimpin. Akan tetapi kita dapat memindahkan gunung dengan kepercayaan yang kuat. Cara terbaik untuk memperoleh keberhasilan adalah dengan percaya bahwa Anda dapat berhasil. Tidak ada yang gaib atau rahasia mengenai kekuatan kepercayaan. Kepercayaan bekerja sebagai berikut. Kepercayaan, sikap"Saya-positif-saya-dapat," membangkitkan kekuatan, keterampilan dan energi yang diperlukan untuk berhasil. Jika Anda percaya "Saya-dapat-me-lakukannya" dan benar-benar percaya, maka "bagaimana melakukannya" pun berkembang secara oboyatis.
Setiap hari, di setiap kota dan desa, orang-orang muda memulai pekerjaan yang baru. Masing-masing "mengangankan" bahwa suatu hari mereka akan menikmati keberhasilan yang mengiringi mereka menuju puncak. Namun, mayoritas orang muda ini benar-benar tidak mempunyai kepercayaan yang diperlukan untuk mencapai jenjang tertinggi. Dan mereka pun tidak pernah mencapai puncak. Percaya bahwa tidak mungkin untuk mendaki tinggi, mereka pun tidak menemukan anak tangga yang menuju ke tempat tertinggi. Sikap mereka adalah sikap orang "kebanyakan."
Akan tetapi, sejumlah kecil orang muda ini benar-benar percaya bahwa mereka akan berhasil. Mereka mendekati pekerjaan dengan sikap "Saya-akan-mencapai-puncak." Dan dengan kepercayaan besar, mereka pun mencapai puncak. Percaya bahwa mereka akan berhasil – dan itu bukannya tidak mungkin mereka belajar dan mengamati sikap orang-orang yang sudah berhasil. Jadi, mereka belajar bagaimana orang yang sukses mendekati masalah dan mengambil keputusan. Dengan mengamati sikap orang yang berhasil, mereka pun menjadi berhasil. Cara melakukannya selalu muncul untuk orang yang percaya ia dapat melakukannya.
Seorang teman saya yang masih muda dua tahun lalu memutuskan untuk mendirikan sebuah agen penjualan yang menjual mobil karavan. Banyak orang mengatakan bahwa proyeknya tidak mungkin berhasil. Tabungannya kurang dari £1.000, dan ia di-beritahu bahwa investasi modal minimum yang diperlukan berkali lipat jumlah itu. "Lihatlah betapa berat persaingannya," teman-temannya memperingatkan. "Selain itu, pengalaman praktis apa yang kamu miliki dalam menjual karavan, apa lagi memanajemeni perusahaan besar?" Akan tetapi, orang muda ini percaya kepada diri sendiri dan kemampuannya untuk berhasil. Ia mengakui bahwa ia kekurangan modal, bahwa bisnis tersebut sangat kompetitif, dan bahwa ia tidak mempunyai pengalaman. "Akan tetapi," katanya, "semua bukti yang dapat saya kumpulkan memperlihatkan bahwa industri karavan akan meluas. Dan yang terutama, saya sudah mempelajari pesaing saya. Saya tahu saya dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menjual karavan dibandingkan siapa pun di wilayah ini. Saya mungkin membuat beberapa kesalahan, tetapi saya akan memperbaikinya dan akan tiba di puncak."
Kau terlalu suka dengan bunga
Bisakah kubilang lagi besok ?
Kau datang lagi, kujawab baguslah…
Mungkin saatnya…
Kuberi apa yang kau mau
Supaya kau tak lagi menunggu
Aku tidak suka bunga…membosankan….
Kamis, 23 September 2010
Bunga
Kau datang, kujawab gak ada
Mungkin besok
Kau datang, kujawab sudah habis
Mungkin besok
Kau datang, kujawab belum punya
Mungkin besok
Sakit hati, kau datang terus
Namun apa daya tuntutan
Yang membuat aku suka padamu
Kau datang, aku merasa malu
Kujawab, mungkin besok
Kau datang, kujawab tolong menunggu
Mungkin besok
Susah hati, sering kau datang
Kau terlalu suka dengan bunga
Bisakah kubilang lagi besok ?
Kau datang lagi, kujawab baguslah…
Mungkin saatnya…
Kuberi apa yang kau mau
Supaya kau tak lagi menunggu
Aku tidak suka bunga…membosankan….
Kau datang, kujawab gak ada
Mungkin besok
Kau datang, kujawab sudah habis
Mungkin besok
Kau datang, kujawab belum punya
Mungkin besok
Sakit hati, kau datang terus
Namun apa daya tuntutan
Yang membuat aku suka padamu
Kau datang, aku merasa malu
Kujawab, mungkin besok
Kau datang, kujawab tolong menunggu
Mungkin besok
Susah hati, sering kau datang
Kau terlalu suka dengan bunga
Bisakah kubilang lagi besok ?
Kau datang lagi, kujawab baguslah…
Mungkin saatnya…
Kuberi apa yang kau mau
Supaya kau tak lagi menunggu
Aku tidak suka bunga…membosankan….
Langganan:
Postingan (Atom)